Pertemuan WFA–HYU di Jayapura: Pesan Damai untuk Papua Pasca PSU Pilgub 2025

Jayapura .Suhu politik di Tanah Papua pasca PSU Pilgub Papua 6 Agustus 2025 kian mereda. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua resmi menetapkan pasangan calon nomor urut 2, Matius Derek Fakhiri dan Aryoko Rumaropen (MARI YO), sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Papua terpilih. Sementara itu, pasangan nomor urut 1, Benhur Tommy Mano dan Constan Karma (BTM–CK), dinyatakan kalah dengan selisih 4.134 suara.

Di tengah momentum bersejarah ini, dua tokoh nasional asal Papua, Willem Frans Ansanay (WFA), Ketua Umum DPP Bara JP, dan Hendrik Yance Udam (HYU), Ketua Umum DPN Gercin Indonesia, menggelar pertemuan terbatas di salah satu kafe ternama di Kota Jayapura, Senin (25/8/2025).

WFA: Masyarakat Tidak Salah Pilih Pemimpin

Dalam keterangannya kepada wartawan, WFA menegaskan bahwa pertemuan ini merupakan silaturahmi biasa antarormas nasional yang telah berjuang mengawal kemenangan MARI YO di PSU Papua.

Menurutnya, pesta demokrasi telah berjalan aman, damai, dan tanpa gesekan meski penuh dinamika. “Masyarakat tidak salah memilih. Pesan-pesan damai, kekeluargaan, dan merangkul yang terus disampaikan Matius Derek Fakhiri adalah bukti bahwa Papua butuh pemimpin seperti beliau,” ujar WFA.

WFA juga mengajak seluruh masyarakat Papua untuk menutup perbedaan politik dan kembali bersatu. “Kita tidak boleh lagi saling hujat, saling memfitnah, atau terjebak dendam. Yang kita perlukan saat ini adalah merajut kembali persaudaraan sesama anak Papua, baik tokoh adat, agama, maupun paguyuban yang ada. Mari kita dukung penuh MARI YO untuk membangun Papua yang lebih baik,” tegasnya.

Ia menambahkan, meski ruang hukum tetap terbuka bagi pihak yang tidak puas, hasil rekapitulasi KPU dengan suara sah 259.817 (50,4%) untuk MARI YO berbanding 255.683 (49,6%) untuk BTM-CK adalah bukti sahih dari suara rakyat Papua.

HYU: Saatnya Bersatu, Tinggalkan Polarisasi

Senada dengan WFA, HYU menegaskan bahwa pertarungan politik telah usai. Kini saatnya semua elemen masyarakat mengubur perbedaan dan mendukung pemimpin baru Papua.

“PSU Pilgub Papua sudah selesai. Mari kita berhenti mendengar provokasi yang hanya memecah belah. Tidak boleh ada lagi polarisasi di tengah masyarakat. Saatnya bersatu mendukung MARI YO sebagai pemimpin baru Papua lima tahun ke depan,” ujar HYU.

Ia mengingatkan, “Hati yang penuh kebencian tak akan pernah damai. Tetapi hati yang penuh kasih akan selalu menemukan jalan kebahagiaan.”

HYU menutup dengan pesan kuat: “Bersatu kita kuat. Bersama kita bisa membangun Papua yang lebih damai, adil, dan sejahtera.”

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *