Demo Ricuh Tolak Tunjangan DPR, HYU: Mari Kita Cintai TNI-Polri, Bukan Membenci

 

Jakarta, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (Gercin Indonesia), Hendrik Yance Udam (HYU), menyatakan dukungan penuh kepada TNI dan Polri dalam menjaga stabilitas keamanan nasional di tengah aksi demonstrasi yang berujung ricuh di berbagai daerah.

Aksi unjuk rasa menolak tunjangan DPR RI yang berakhir anarkis telah mengakibatkan pembakaran sejumlah rumah pejabat negara, kantor polisi, hingga gedung DPRD di beberapa wilayah. Menanggapi hal itu, HYU menegaskan bahwa Gercin Indonesia berdiri bersama TNI-Polri dalam menghadapi kelompok-kelompok yang mencoba mengganggu keutuhan NKRI.

“Kami, atas nama rakyat Indonesia, memberikan dukungan penuh kepada TNI dan Polri untuk menjaga stabilitas keamanan nasional dari pihak-pihak yang ingin merusak persatuan bangsa. TNI dan Polri adalah benteng terakhir keutuhan NKRI,” tegas HYU di Jakarta.( 11 Agustus 2025)

Tugas TNI dan Polri Menurut

Dalam penjelasannya, HYU menguraikan bahwa TNI memiliki peran utama menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah negara, antara lain:

Mengatasi gerakan separatis dan pemberontakan bersenjata.

Menangani aksi terorisme.

Mengamankan perbatasan dan objek vital nasional strategis.

Membantu penanggulangan bencana.

Membantu Polri menjaga ketertiban masyarakat.

Sementara itu, Polri berperan sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan dalam negeri, dengan tugas pokok antara lain:

Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.

Melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.

Menegakkan hukum dan memberantas kejahatan.

Melakukan penyidikan tindak pidana.

Menurut HYU, sinergitas TNI-Polri menjadi kunci dalam menjaga kestabilan nasional, termasuk melawan aksi terorisme, penyelundupan, dan ancaman terhadap persatuan bangsa.

Kecaman Terhadap Aksi Anarkis

HYU menyesalkan aksi demonstrasi yang berujung perusakan fasilitas negara. Ia menegaskan bahwa demonstrasi merupakan hak rakyat yang dilindungi undang-undang, namun tidak boleh dilakukan secara brutal.

“Kami mendukung demonstrasi damai sebagai wujud penyampaian aspirasi rakyat. Tetapi kami mengutuk keras aksi anarkis, pembakaran fasilitas umum, dan tindakan brutal yang meresahkan masyarakat,” ujarnya.

Lebih lanjut, HYU meminta masyarakat tidak melakukan bully terhadap TNI-Polri. Menurutnya, jika ada kesalahan yang dilakukan individu aparat, hal itu adalah tindakan oknum, bukan institusi.

“Tanpa TNI-Polri, negara ini bisa menjadi barbar, di mana hukum rimba berlaku: yang kuat menindas yang lemah. Karena itu, mari kita cintai dan dukung TNI-Polri sebagai penjaga kedaulatan NKRI,” seru HYU.

Ajakan Nasional

HYU mengajak seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, untuk tetap menjaga persatuan dan tidak terprovokasi oleh kelompok-kelompok yang ingin merusak negara.

“Silakan berpolitik, silakan berdemonstrasi, tetapi jangan sampai merusak NKRI. Ingat, jika ada yang mencoba mengganggu kedaulatan bangsa, mereka akan berhadapan langsung dengan TNI-Polri dan rakyat Indonesia yang mencintai persatuan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *