Jayapura, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (DPN Gercin Indonesia), Hendrik Yance Udam (HYU), memuji pidato politik Gubernur Papua, Komjen Pol (Purn) Mathius D. Fakhiri, S.I.K., M.H., dalam acara Ibadah Syukur dan Pesta Rakyat Papua bertajuk Pisah Sambut yang digelar meriah di halaman Kantor Gubernur Papua, Jayapura.
Dalam acara yang dihadiri ribuan masyarakat dari delapan kabupaten dan satu kota se-Provinsi Papua, HYU menyebut pidato Gubernur Fakhiri sebagai “api persatuan baru bagi orang Papua” — sebuah seruan moral dan politik yang menggugah kesadaran kolektif tujuh wilayah adat di Tanah Papua: Tabi, Saireri, Meepago, Lapago, Animha, Domberai, dan Bomberai.
“Saya sangat terinspirasi dengan pidato politik Bapak Gubernur yang mengatakan, sekalipun Papua dibagi menjadi ribuan provinsi dan kabupaten/kota, namun kita tetap satu — orang Papua berkulit hitam dan berambut keriting yang mendiami Tanah Papua yang diberkati Tuhan,” ujar HYU.
Menurut HYU, pidato Fakhiri bukan sekadar sambutan seremoni, melainkan manifesto moral dan politik untuk menyatukan kembali seluruh elemen rakyat Papua di bawah semangat kebersamaan dan keadilan sosial. Ia bahkan menyandingkan pidato tersebut dengan gaya perjuangan Martin Luther King Jr., tokoh pembebasan kulit hitam Amerika Serikat, serta Jengis Khan, pemimpin legendaris bangsa Mongol yang berhasil menyatukan suku-suku besar di Asia Tengah melalui semangat kepemimpinan dan visi kebangsaan.
“Seperti halnya Martin Luther King Jr. yang berjuang melawan perpecahan, dan Jengis Khan yang menyatukan bangsanya, Gubernur Fakhiri berbicara dengan api yang sama — api persatuan Papua,” kata HYU.
HYU berharap, kepemimpinan Gubernur Mathius D. Fakhiri bersama Wakil Gubernur Aryoko Rumaropen akan menjadi lokomotif perubahan besar bagi Tanah Papua, membawa kesejahteraan dan kemakmuran yang merata di seluruh wilayah adat.
Fakhiri: Papua Bukan Beban, Tapi Berkat bagi Indonesia
Dalam pidatonya yang memukau, Gubernur Mathius D. Fakhiri menegaskan bahwa momen Pesta Rakyat Papua bukan sekadar acara hiburan, melainkan wujud cinta rakyat kepada pemimpinnya, dan cinta pemimpin kepada rakyatnya.
Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang menjaga demokrasi dan keamanan di Bumi Cenderawasih, termasuk Pj. Gubernur Papua 2025, Dr. Agus Fatoni, serta seluruh elemen KPU, Bawaslu, DPR Papua, TNI–Polri, dan masyarakat adat.
“Kemenangan ini bukan kemenangan saya, tapi kemenangan seluruh rakyat Papua,” tegas Fakhiri, disambut gemuruh tepuk tangan.
Usai dilantik oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada 8 Oktober 2025, Gubernur Fakhiri langsung bergerak cepat melakukan konsolidasi lintas kementerian. Ia menggandeng Menteri PUPR untuk percepatan pembangunan infrastruktur, Menteri ESDM untuk pemerataan energi, dan Menko Pembangunan Kewilayahan untuk penguatan ekonomi dan SDM.
Semua langkah tersebut terangkum dalam lima pilar visi “Papua Cerah”, yakni:
Peningkatan SDM dan Pendidikan – beasiswa, vokasi, dan digitalisasi belajar.
Kesehatan untuk Semua – penguatan telemedicine, rujukan RS, dan kapal rumah sakit.
Ekonomi Kerakyatan – pertanian, perikanan, koperasi, dan UMKM digital.
Infrastruktur dan Konektivitas – jalan, jembatan, pelabuhan, jaringan digital terpadu.
Pemerintahan Bersih dan Transparan – tata kelola akuntabel dan partisipatif.
“Papua bukan beban, tapi berkat bagi Indonesia,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Gubernur Fakhiri menyerukan semangat kebersamaan dan rekonsiliasi politik pasca-Pilkada.
“Pilkada sudah usai. Kini saatnya kita bersatu membangun Papua tanpa sekat dan tanpa dendam. Papua akan menjadi cerah jika kita berjalan dalam harmoni,” pungkasnya.
Sebuah Tonggak Baru untuk Papua
Acara Pesta Rakyat Papua 2025 menjadi simbol babak baru perjalanan politik dan sosial Papua. Di tengah gegap gempita musik, tarian adat, dan doa syukur lintas agama, semangat Papua Cerah bergema: dari Jayapura untuk seluruh Tanah Papua.




