HUT PGI ke-75 Jadi Panggung Politik, HYU Soroti Peran PDIP di Balik Gereja

Jayapura, Menjelang perayaan HUT ke-75 Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Kota Jayapura, Papua, suhu politik mulai memanas. Hal ini dipicu oleh dugaan keterlibatan PGI dalam mendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, Benhur Tomi Mano (BTM) dan Costan Karma (CK), yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Ketua Umum Relawan MARI YO MANIA, Hendrik Yance Udam (HYU), dengan tegas meminta PDIP untuk tidak menunggangi institusi gereja demi kepentingan politik praktis. Dalam keterangannya kepada wartawan di Jayapura, Senin (20/5), HYU menilai ada manuver politik terstruktur yang mengancam kerukunan umat beragama di Papua.

“Jangan rusak keragaman umat Tuhan di Papua dengan menyusupkan agenda politik dalam perayaan HUT PGI. Ini bukan panggung politik. Ini momen sakral umat Kristen,” tegas HYU.

Ia menyoroti peran strategis Olly Dondokambey, Bendahara Umum PDIP, yang juga menjabat sebagai Ketua II PGI dan Ketua Umum Forum Komunikasi Pria Kaum Bapa (FK-PKB) PGI periode 2023–2028. Selain itu, Benhur Tomi Mano saat ini adalah Ketua Persekutuan Kaum Bapa PGI Wilayah Tanah Papua, sementara Costan Karma menjabat sebagai Wakil Ketua Panitia HUT PGI ke-75. Keterlibatan tokoh-tokoh ini, menurut HYU, menunjukkan indikasi kuat adanya politisasi gereja.

“Ini bukan lagi spekulasi. Ini sudah menjadi gerakan politik terselubung yang terstruktur dan sistematis. PDIP terlalu jauh masuk ke ranah keagamaan,” ujarnya.

HYU mendesak PGI agar menjaga netralitasnya dan kembali pada fungsi dasarnya sebagai wadah umat Kristiani, bukan alat politik. Ia juga mengkritisi PGI yang menurutnya kini kehilangan roh perjuangan iman dan lebih mirip organisasi plat merah yang nyaman dalam diam.

“PGI hari ini seperti asosiasi biasa. Gereja bukan lembaga birokrasi. Jangan sampai umat lebih takut pada lembaga-lembaga seperti PGI dan Dirjen Bimas Kristen daripada takut akan Tuhan sendiri,” lanjutnya.

Menutup pernyataannya, HYU mengingatkan bahwa jika gereja terlalu larut dalam politik praktis, maka yang akan hancur bukan hanya institusi, tetapi juga iman umat.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *