Jayapura, Gelombang politik menuju Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilgub Papua kian memanas. Di tengah sorotan publik terhadap pergantian Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Ketua Umum Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (Gercin Indonesia), Hendrik Yance Udam (HYU), angkat bicara dengan tegas.
HYU menyatakan dukungan penuh terhadap keputusan Mendagri Tito Karnavian yang menunjuk Dr. Drs. Agus Fatoni, M.Si, sebagai Pj Gubernur Papua menggantikan Mayjen TNI (Purn) Ramses Aburaksa Limbong. Baginya, ini langkah strategis dan tepat untuk menyelamatkan demokrasi di Papua menjelang PSU 6 Agustus 2025.
“Saya tegaskan, keputusan Mendagri melantik Pak Fatoni adalah langkah yang sangat tepat. Kita butuh pemimpin sipil yang kuat, netral, dan profesional dalam menghadapi momen krusial seperti ini,” ujar HYU dalam pernyataan resmi di Jayapura, Rabu (16/7).
Peringatan Keras untuk PDIP: Jangan Ganggu Proses Demokrasi
HYU mengingatkan elit politik nasional, khususnya dari PDIP, agar tidak memainkan manuver berbahaya yang bisa memicu instabilitas di Papua. Ia merespons keras pernyataan Anggota Komisi II DPR RI dari PDIP, Bob Sitepu, yang mempersoalkan pergantian Pj Gubernur jelang PSU.
“Kalau PDIP bicara soal netralitas, seharusnya mereka introspeksi dulu. Pilkada diulang bukan karena pemerintah, tapi karena maladminitrasi yang dilakukan oleh calon dari PDIP sendiri, Benhur Tomi Mano dan pasangannya Yermias Bisay,” tegas HYU.
Ia menambahkan bahwa keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memerintahkan PSU terjadi karena kesalahan mendasar, yaitu surat domisili calon wakil gubernur yang tidak sah.
“Gara-gara itu, negara harus keluarkan dana ratusan miliar untuk PSU ulang. Jadi jangan salahkan pemerintah. Jangan ganggu proses demokrasi hanya karena ingin kuasa,” tambah HYU santai.
Agus Fatoni Dianggap Harapan Baru untuk Demokrasi Papua
HYU menyambut pelantikan Agus Fatoni dengan penuh optimisme. Ia yakin sosok Fatoni yang berpengalaman sebagai Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri akan mampu menjaga stabilitas, netralitas, dan transparansi selama PSU berlangsung. “Kami dari Gercin Gercin Indonesia memberikan dukungan moral penuh kepada Pak Fatoni. Beliau harus sukseskan PSU demi keadilan rakyat Papua,” ujar HYU.
Menurutnya, masyarakat Papua sangat mendambakan pemilu yang damai, adil, dan jauh dari kepentingan elit tertentu.
Papua Menanti Aksi Nyata, Bukan Drama Politik
Kini, sorotan publik tertuju pada Agus Fatoni. Masyarakat Papua berharap agar Pj Gubernur yang baru mampu menjadi pemimpin transisi yang membawa ketenangan, bukan kegaduhan.
“Tinggalkan drama politik. Yang dibutuhkan rakyat Papua adalah kesejahteraan, bukan konflik elite. Agus Fatoni punya peluang emas untuk menciptakan sejarah,” tutup HYU.
Dengan semangat persatuan dan pengawasan rakyat, PSU Pilgub Papua 6 Agustus 2025 diharapkan menjadi momen kebangkitan demokrasi sejati di Tanah Papua.




