Jayapura.Aroma busuk korupsi kembali menyengat dari Kampung Yoka, Distrik Heram, Kota Jayapura. Dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang seharusnya menjadi penopang hidup warga, justru diduga digerogoti oleh oknum tak bertanggung jawab. Parahnya lagi, proses hukum oleh pihak kepolisian dinilai berjalan di tempat!
Koalisi Mahasiswa dan Pemuda Papua Peduli Rakyat (KMP3R) tak tinggal diam. Ketua KMP3R, Paul Ohee, angkat suara dan menyoroti tajam kinerja lamban aparat penegak hukum dalam menangani kasus dugaan tindak pidana korupsi (Tipikor) BLT Kampung Yoka tahun anggaran 2023–2024.
“Sudah 16 saksi diperiksa, tapi mana tersangkanya? Kalau bukti sudah cukup, jangan buang waktu rakyat! Penjarakan pelakunya!” tegas Ohee dalam keterangannya kepada media, Senin (2/6/2025).
Menurut Ohee, yang terjadi di Yoka adalah bentuk nyata pengkhianatan terhadap rakyat. Dana BLT dan beasiswa kampung yang seharusnya menjadi penyelamat ekonomi dan masa depan anak-anak Papua, justru tidak pernah sampai ke tangan yang berhak.
“Kami sangat kecewa! Ada kepala kampung yang tega menginjak-injak amanah rakyat. Ini bukan sekadar salah urus, ini kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat kecil!” kecam Ohee lantang.
Tak hanya itu, KMP3R juga mengecam Bamuskam (Badan Musyawarah Kampung) yang dianggap gagal total menjalankan fungsi pengawasan. Bukannya melindungi hak warga, lembaga ini justru dinilai bungkam dan tidak berdaya menghadapi praktik curang para elite kampung.
Ohee mendesak Polresta Jayapura Kota, khususnya Unit Tipikor di bawah Kasat Reskrim, untuk tidak bermain-main dengan keadilan. Ia menuntut transparansi penuh atas hasil penyelidikan dan penyidikan yang hingga kini terkesan ditutup-tutupi.
“Jika hukum hanya tajam ke bawah, rakyat akan terus jadi korban. Harus ada efek jera! Biar ini jadi peringatan keras bagi semua kepala kampung yang bermain-main dengan uang rakyat!” tegas Ohee menutup pernyataannya.
Catatan Redaksi:
Kasus ini bukan sekadar soal dana yang raib, tapi soal kepercayaan publik yang dicederai. Masyarakat Papua, khususnya warga Kampung Yoka, layak mendapatkan jawaban — dan keadilan. Jangan biarkan kasus ini tenggelam dalam sunyi, sementara pelaku tertawa di balik meja kekuasaan.




