Ibadah Syukur HUT ke-75 PGI di Jayapura Rangkul Semua Denominasi, Namun Dikecam HYU: “PGI Telah Kehilangan Rohnya karena Terkontaminasi Politik”

Jayapura, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menggelar ibadah syukur memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 di Gereja GKI Pniel Kotaraja, Jayapura. Acara yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh tokoh-tokoh gereja dari seluruh Papua, termasuk Ketua PGGP Papua, Uskup Keuskupan Jayapura Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai You, serta pemuka lintas denominasi.

Sekretaris Umum Panitia HUT PGI ke-75, Pdt. Dr. Audy Wuisang, mengajak seluruh umat Kristiani dari berbagai denominasi untuk menjadikan momentum ini sebagai simbol persatuan umat di Tanah Papua.

“Kami berharap perayaan ini menjadi lambang nyata dari kebersamaan umat Kristiani dalam semangat oikumene. Semua denominasi kami undang untuk merayakan bersama,” ujarnya dalam jumpa pers, Sabtu (24/5).

Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan, menekankan bahwa pemilihan Jayapura sebagai lokasi perayaan adalah bentuk komitmen PGI untuk mendukung perdamaian di Papua.

“PGI hadir tanpa membedakan latar belakang politik, agama, atau golongan. Kami bukan lembaga politik. PGI ingin Papua menjadi Tanah Damai untuk semua,” jelasnya.

Namun, di tengah perayaan ini, kritik tajam datang dari tokoh nasional asal Papua, Hendrik Yance Udam (HYU), Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional  Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (Dpn Gercin Indonesia). Dalam keterangannya kepada media, HYU menyebut HUT ke-75 PGI di Jayapura sangat  “buruk dalam sejarah PGI.”

“PGI telah kehilangan rohnya sebagai lembaga gereja yang independen dan oikumene. HUT ini justru menciptakan polarisasi dan terkontaminasi kepentingan politik praktis PSU Pilgub Papua. Ini bukan perayaan damai, tapi panggung politik,” tegas HYU.

Ia menilai keterlibatan PGI dalam momentum politik lokal melemahkan kepercayaan masyarakat dan berpotensi memicu konflik berkepanjangan.

“PGI seharusnya membawa pesan damai, bukan menjadi instrumen politik. Kehadiran mereka seharusnya menyentuh konflik kemanusiaan, bukan euforia pilkada. Ini mencoreng citra PGI di mata rakyat Papua,” tambahnya.

Seruan HYU ini menegaskan harapan agar PGI kembali pada jati dirinya sebagai pelayan umat yang berdiri di atas semua golongan demi keadilan, perdamaian, dan kemanusiaan.

Sementara itu, umat Kristiani Papua tetap berharap agar peringatan HUT ini dapat menjadi titik awal baru untuk mengembalikan semangat oikumene yang sejati, menjauhkan gereja dari tarik-menarik kepentingan politik, dan menghadirkan damai di Tanah Papua.

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *